Kampung Apung, Dulu dan Kini


Kampung Apung Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat. (6/7/2020).
(Foto: TitaSahara)


Kini Kampung Apung Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, tampak lebih rapi dan bersih serta bebas dari eceng gondok dan rumput liar pad air yang menggenangi perkampungan.

Genangan air yang berada di permukiman sudah dibersihkan dari sampah dan tumpukan eceng gondok pada 20 Juli – 10 Agustus 2017.


Dengan penyangga tiang kayu dan beton, rumah – rumah panggung pun berdiri di atas air saling berdempetan. Seiring dengan termakannya waktu, banyak fondasi dari rumah panggung yang keropos akibat terlalu lama terendam air. Sudah beberapa kali warga mengeruk dan mengecor rumah mereka.



Jembatan Beton merupakan akses jalan menuju kampung apung. (6/7/2020).
               (Foto: TitaSahara)





Kampung ini bernama Kampung Teko. Namun kini lebih dikenal dengan nama Kampung Apung. Dihuni dengan sekitar kurang lebih 200 kepala keluarga, dahulunya merupakan daerah pemakaman dan persawahan warga. Ketika akan memasuki kawasan Kampung Apung, kita akan disambut dengan hamparan air yang menggenang serta sebuah jembatan beton yang kecil tanpa adanya pembatas yang merupakan sebuah akses jalan untuk memasuki kawasan kampung tersebut.

Genangan air tersebut tidaklah berwarna jernih, tetapi berwarna hijau dengan tinggi sekitar 2 meter.

“Dulu mah (kampung) ini adem banget ngga kaya sekarang. Dulu banyak pohon – pohon gede, sawah dan ada kuburan. Tiap malem juga rame banyak yang pacaran di kuburan” ujar Indah (65), salah satu warga Kampung Apung.


Kondisi Kampung Apung. (6/7/2020).
(Foto: TitaSahara)


Seiring dengan berjalannya waktu, jalan raya dan pabrik – pabrik dibangun dan posisinya menjadi lebih tinggi dari kawasan rumah penduduk. Hal ini yang menjadi awal mula kampung ini mulai terkena banjir. Pada tahun 1988, hujan deras membuat rumah warga tenggelam dan menyebabkan daerah tersebut menjadi banjir permanen.

Meskipun begitu, warga engga untuk pindah dari kawasan tersebut.

“Ya biar dikata banjir juga kita udah betah. Udah deket kaya keluarga juga ama tetangga lainnya” ujar Agus (58), warga Kampung Apung.




Dua anak kecil sedang bermain di dekat genangan air. (6/7/2020)
(Foto: TitaSahara)


Pemprov DKI sudah berencana untuk merelokasikan warga, namun warga menolak. Salah satunya faktor kenyamanan yang membuat warga memilih untuk bertahan.  
#JurnalismeLingkunganUHAMKA #UHAMKA #FISIPUHAMKA










Komentar

Postingan Populer